Alhamdulillah kita memasuki tahun baru 2020 dan seperti biasa setiap malam minggu ketiga kita tetap istiqomah melingkar bersama sinau bareng di Majelis Masyarakat Maiyah Waro’ Kaprawiran. Pada bulan ini tema yang diusung adalah “Inreyen”. Pukul 07.00 Wib teman-teman penggiat dan Kiu ( Kiai Iket Udheng) yang sedang bergotong-royong menyiapkan acara untuk sinau bareng tiba-tiba dikejutkan oleh lampu yang mati dikarenakan ada pemadaman secara bergilir, walaupun suasana menjadi gelap tetapi tak menyurutkan semangat teman-teman untuk persiapan acara, Alhamdulillah jam 09.00 Wib lampu menyala dan otomatis teman-teman KIU bergegas untuk check sound agar acara segera dimulai.
Pada malam ini acara dibuka dengan bersama-sama ber Sholawat Indal Qiyam dengan diiringan terbangan dari Grup Gamelan KIU, Mas Kholid yang malam ini menggelar tikar dengan membacakan mukadimah Tema pada malam ini,
 “ Apakakah yang kita dapatkan ketika tahun baru?” 
“Bagaimanakah kita memulai tahun baru, dan hal-hal yang baru?” karena pada dasarnya manusia menyukai hal-hal yang baru, begitulah mas Kholid memantik acara sinau bareng pada malam tersebut. 
Selanjutnya Mas Koko menambahkan bahwa inreyen ini identik dengan sepeda motor  atau kendaraan, reyen berlaku pada kendaraan yang baru atau kendaraan habis turun mesin, hal itu dilakukan supaya kita bisa menyesuaikan diri dengan kondisi mesin yang baru agar mesin bisa tahan lama dan itu akan bermafaat bagi pengendara kendaraan tersebut, mesin dalam motor mengubah energy kimia (bensin ) menjadi energy gerak, menurut beliau mesin dari pabrik itu ibarat hati kita yang diciptakan oleh Allah SWT,  dimana ketika kita sedang malas, hati kita bisa mengubah menjadi ber semangat, ketika yang masuk ke diri kita adalah energy negative kita dapat mengubah menjadi energy positif, untuk itu di tahun yang baru ini kita menyesuaikan diri  dengan kondisi kita supaya kita bisa terus istiqomah dan bermafaat bagi sesama.  Untuk menambah gayeng nya sinau bareng sebuah lagu dari Rod Steward berjudul Sailing  dinyanyikan oleh Gamelan Kiai Iket Udheng.
Kemudian Gus Asyik yang hadir pada sinau bareng pada malam kali ini mengelaborasi tema  dengan berangkat dari  berbagai macam jenis kendaraan, sebelum kita membeli kendaraan tentunya kita harus mengenal  kebutuhan dan karakter kita  supaya apa yang kita beli akan bermanfaat bagi kita, tentunya kita harus tahu bahwa kita itu cocoknya mengendarai kendaraan 100CC? 110CC? 125CC ataukah 150cc?, hal itu bila di aplikasikan ke dalam diri kita, memang kita harus mengetahui karakter diri kita agar mengerti apa yang sesuai dengan  kita dan supaya  tidak salah pijakan dalam mengambil keputusan dan menyikapi sesuatu keadaan.
Pak Muis yang juga datang dalam sinau bareng kali ini juga merespon tema malam hari ini, inreyen adalah masa dimana kita menyesuaikan dengan mesin yang baru bukan mesin yang menyesuaikan kepada kita, memapankan mesin dengan baik supaya kita dapat menyesuaikan diri agar kita tidak salah pijakan dalam menjalankan kendaraan, begitu pun pada hidup kita harus menemukan diri sendiri, ,menghitung kapasitas kita agar kita dapat nge gas dan nge rem dalam menyikapi suatu peristiwa atau dalam menjalani kehidupan sehari-hari,  kuncinya kita harus terus menerus  ber Tholabul Ilmi atau menimba ilmu secara istiqomah.
Semakin malam sinau bareng semakin semakin asyik dengan dilantunkannya lagu campursari berjudul Ojo Lamis oleh Gamelan Kiai Iket Udheng, dilanjut Mas Hamid yang pada malam hari ini mudik ke Ponorogo dari Jogjakarta juga ikut menambahkan sudut pandang nya. Inreyen identik dengan mekanik, sebelum memutuskan untuk memilih kendaraan atau sesuatu tentunya kita harus mengukur diri kita dan kemudian menjalani keputusan itu dengan baik, keputusan itu berasal dari kepercayaan. Sesuatu yang di reyen itu asumsinya adalah akan dipakai terus menerus maka dari itu istiqomah adalah kewajiban. Teringat pesan Mbah Nun bahwa “Keberhasilan dan kegembiraan hidupmu tidak tergantung pada keadaan-keadaan yang baik atau buruk diluar dirimu, melainkan tergantung pada kemampuan ilmu dan mentalmu nenyikapi keadaan-keadaan itu”,
Tanpa terasa diskusi dan sinau bareng kita sudah berjalan sampai pukul 01.00 Wib, acara pada malam hari ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Pak Muis dilanjutkan dengan Hasbunallah yang dilantunkan secara bersama-sama dengan diiringi oleh Gamelan Kiai Iket Udheng. Semoga sinau bareng pada malam hari ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga diperjalankan sehingga dapat  berjumpa lagi dan melingkar bersama di Sinau Bareng Majelis Maiyah Waro’ Kaprawiran bulan depan. AMIN 
=riddhoci=