Mugio Pinaringan Umur Panjang & Barokah
===============
By, Azzam. 

Jika kau bertanya kepadaku siapakah dia sebenarnya?
Tak banyak keterangan yang bisa kuberikan kepadamu..

Kecuali, (menurutku) ia adalah termasuk sedikit dari orang-orang pilihan yang ada. 

Sedikit yang bisa kukisahkan padamu bahwa :

Aku dulu mengenalnya sekedar melalui coretan-coretannya yang tersebar di berbagai media cetak. 

Coretan dari pena tajam yang nakal, menggelitik dan merampok seluruh perhatianku. 

Tulisan tentang apa saja, tentang kemanusiaan, tentang kebudayaan, tentang nilai-nilai : pergeseran hingga transformasinya, tentang politik, tentang kesenian, tentang kesusasteraan, tentang berbagai fenomena dan peristiwa yang terjadi.

Benar-benar susah untuk menggambarkan dirinya sebagai apakah gerangan ia ingin menghadirkan diri di tengah kecamuk hasrat manusia berjuang untuk mencari eksistensi mereka di hadapan sesama? 

Berikut yang kutahu bahwa ia memang mencoretkan apa yang ia rasa perlu dan harus dicoretkan untuk dipersembahkan kepada kemanusiaan. 

Ia tak ingin menjadi apa-apa kecuali berbuat apa saja yang ia rasa harus diperbuat selaku manusia, selaku hamba gusti dan selaku "khalifatan fil ardhi". 

Kutelusuri kisah-kisah tentang dirinya ketika masih kecil melalui tulisan-tulisannya ataupun keterangan dari berbagai pihak dan hal yang bisa kurangkum bahwa ia adalah sosok yang sangat teguh dalam memegang prinsip dan menjaga tata nilai yang ia yakini kebenarannya. 

Meski dari keluarga terhormat ia pernah memilih dan memutuskan untuk hidup menggelandang di jalanan untuk belajar banyak hal. 
Beratap langit dalam keseharian, Ia belajar langsung dari peristiwa demi peristiwa yang dialami. Ia melatih dan mengasah semua potensi dan kepekaan diri sebagai manusia dan hamba. 

Sosok yang tak pernah mengeluh dan dengan kepala tegak dan mata nanar dan tajam dalam berburu kesejatian. 

Sosok yang selalu berjuang untuk tak mau terpengaruh dengan persoalan temeh duniawi yang bisa menjadi penghalang dalam menapaki jalan sunyi yang ia tempuh. 

Sosok egaliter yang merangkul semua kawan, menghimpun mereka, membersamai mereka, membantu mereka saat dibutuhkan dan memberikan jalan keluar bagi persoalan kawan-kawan yang tercakup dalam himpunannya. 

Sosok yang tak pernah ingin menjadi sesuatu, yang tak pernah mengukuhkan diri sebagai sesuatu, yang tak pernah ingin punya kedudukan dan jabatan duniawi meski berbagai peluang terbuka lebar jika ia mau. 

Sosok yang sanggup untuk berada dimana-mana tanpa harus kehilangan harga dan jati diri demi berbagi kepada manusia lainnya dan memberi manfaat kepada sesama. 

Sosok dengan nalar kritis dan limpat, dengan pengetahuan yang menembus batas dan berbagai sekat. 

Kau pun pasti sering termangu jika ia sudah menjelaskan padamu tentang berbagai jengkal wilayah ilmu. 

Sungguh, aku benar-benar susah merumuskannya, ia bukan apa-apa dan juga bukan siapa-siapa di pentas dan panggung kemanusiaan ini, meskipun ia juga bisa disebut apapun dan sebagai apapun oleh mereka sesuai selera. 

Apakah penting rumusan siapa dia sebenarnya, namun di tengah kesulitanku merumuskannya, bagiku ia adalah orang istimewa bagiku atas berbagai hal yang kuterima selama ini. 

Betapa ia dalam waktu tertentu telah mengajariku banyak hal, mengidentifikasi setiap ciptaan yang "gumelar" maupun memahami setiap peristiwa yang lalu lalang di depan mata ini agar bisa memahami hakikatnya. 

Dalam waktu yang lain ia mengajakku menyusuri berbagai jengkal wilayah ilmu, mengajakku terbang menyibak cakrawala dan semestanya, singgah beberapa saat di ufuk-ufuknya meski tak juga pernah tuntas, sebab betapa bentang luasannya memang tak terbatas. 

Tak hanya itu, seringkali ia mengajakku untuk mentafakkuri segapa sesuatu tanpa pernah merasa menggurui, me"nyentil"ku agar aku mau jadi pembelajar agar kelak bisa me"makrifati" tiap hal serta menyingkap segenap rahasia dari ciptaanNya. 

Itu dilakukan dengan mengajakku untuk tak tergesa-gesa dalam menyimpulkan sebelum mengenali objek dari berbagai sudut pandang dengan ragam cara pandang dan dengan mata pandang tajam elang yang terus terjaga kala berburu mangsa. 

Ia lakukan itu semua dengan penuh kasih dan kesungguhan agar kita bisa merasakan dan menghayati keagungan Tuhan, mengakui Nya sebagai musabab awal dan yang berhak atas sesembahan, mematrikan dalam diri atas keesaanNya yang tak kan pernah terbilang. 

Ya, Tauhid itulah yang selalu dihembuskan dalam diri kita. Penyatuan dan pengakuan serta sikap transendensi kita pada Sang Yang , dan kesadaran penuh bahwa kita semua adalah milik Nya semata dan hanya kepada Nya lah kita kelak kembali. 

Ia terus dengungan di telinga kita apa-apa  yang mestinya kita harus ketahui agar tak pernah salah jalan dalam hidup yang sangat singkat ini. 
Ia tak pernah bosan menyampaikan itu semua agar kita tak pernah salah jalan kemana harus berpulang jika tiba saatnya nanti. 

Ia tak pernah ingin menjadi apa-apa kecuali sangat rajin untuk membersamai kita semua agar menjadi orang-orang yang tak pernah berhenti belajar dalam kehidupan ini dan kelak bisa lulus menjadi manusia, lulus menjadi hamba dan lulus menjadi khalifah  sesuai kadar dan amanat yang dibebankan. 

Ia ajak kami semua mencintai sang panutan, manusia pilihan, baginda Nabi Suci Muhammad agar kita bisa ber'ittibak semampu kita dalam menghamba dan menjalankan tugas sebagai manusia. 

Entah... Seluas apa hati yang ia miliki sehingga bisa menampung semuanya. Menampung seabrek laporan masalah dan beban hidup orang-orang yang dalam himpunan dan selalu ia bersamai, menampung kusut persoalan yang dibaw oleh siapapun yang datang dan hendak mencari jalan keluar, menampung segala residu dan sampah yang dimuntahkan padanya. 

Semelimpah apa energi yang ia miliki hingga ia tanpa lelah membersamai kami sepanjang malam hingga sangat larut bahkan menjelang pagi. 

Benar-benar tak mudah merumuskannya, semakin banyak yang bisa kuuraikan, kadang terselip rasa khawatir justru semakin jauh dari kenyataan yang ada pada dirinya. 

Banyak yang bingung, siapakah dia sebenarnya, sebab ia bisa menjelma menjadi apa saja.

Satu saat kita melihatnya membacakan puisi yang menggetarkan, saat yang lain ia menghadiri sebuah seminar dengan menjadi narasumber utama, saat yang lain lagi ia turun ke lapangan untuk melerai dan mendamaikan dua pihak yang sedang berseteru, entah sebab. 

Namun betapa mengagetkan, ia juga termasuk dalam daftar ulama yang masuk rekomendasi MUI dan bersertifikat untuk mengisi kegiatan keagamaan seperti pengajian dan lainnya. 

Meski saya sangat yakin dan dipastikan ia tak pernah mendaftar untuk mendapat, apalagi untuk minta pengakuan dan lisensi dari instansi. 

Hmm.. 

Tak penting semua urai-penjelasan tentangnya, sebab ia tak menginginkan apapun dari kita, termasuk rumusan tentangnya atau pengakuan tentang keberadaannya di pentas kemanusiaan ini. 
Namun atas ketidakmampuan saya merumuskan sosok tersebut.... Saya selalu berharap dan mohon kiranya saya diberi izin untuk selalu berguru padanya. 

Cak Nun... 
Mohon izin dengan sangat untuk selalu memungut bulir-bulir hikmah dari setiap pembicaraan yang penjenengan langsungkan dimanapun itu.. 

Sugeng Ambal Warso
Donga kula, Mugi tansah pinaringan karaharjan, kesehatan lahir tuin batos, lir ing sambikala, boten waleh ing ndalem momong lan paring piwulang dateng anak putu. 

Sugeng Ambal Warso
Mugi Gusti tansah anyartani sedaya langkah lan ikhtiar ing ndalem minteraken para putra wayah murid wonteng ing sak lumahing bumi. 

Sugeng Ambal Warso
Mugi Gusti Allah paring kekiyatan, Ridho, lan maunah ing ndalem nglampahi sedaya wajib saking Gusti Kang Murbeng Dumadi. 

Amien YRA.