Didalam alquran dijelaskan, setiap
manusia diturunkan ke bumi untuk menjadi serorang pemimpin. Paling tidak dia bisa memimpin dirinya
sendiri, pertama. Kedua ia memimpin keluarganya. Ketiga orang-orang
disekitarnya masyarakat, begitu seterusnya sampai ke suatu wilayah atau
kenegaraan. Disisi lain, manusia dalam proses memimpin. memeimpin diri
misalnya, terdapat proses yang namanya “noto”.
Dalam ranah kehidupan maupun memimpin kita tidak pernah lepas dari yang
namanya “noto”. “noto” dalam bahasa indonesia berarti; mengatur, menyusun,
membenahi, dari makna ini peran “noto” sangat
erat dan kental sekali dengan kehidupan.
Fakta membuktikan, bahwa setiap manusia pernah mengalami fase terburuk
dalam hidupnya. Terkadang pada fase ini
manusia terkesan ogah-ogahan menjalani hidup. “Bahasa kerennya mati segan hidup
pun tak mau”. Hampir semua manusia pernah mengalami fase berantakan dalam
menjalani hidup, tak tahu mau apa dalam hidup. Sehingga kadang ngedumel YA ALLAH KENAPA SIH HIDUP SAYA GINI AMAT.
Kalau sudah kaya gini kadang muncul rasa ingin kembali kemasa kecil, tanpa
beban tanpa masalah. Dalam keadaan
seperti ini manusia dituntut untuk move on dan kembali menata hidup. Tak pelik
“noto” sangat berpengaruh dalam ranah kehidupan.
Di
era milenial ini, yang mana segala sesuatu dapat diakses dengan mudah hanya
dalam satu wadah, sangat memberikan pengaruh besar bagi setiap kalangan
masyarakat. Alat elektronik yang
sudah mulai merjalela dan hampir semua orang memilikinya adalah gadget. Gadget
pada saat ini merupakan sebuah benda yang tidak bisa terpisahkan dari aktifitas
sehari-hari. Bagaimana tidak? Kemanapun pergi gadget selalu dibawa, apapun yang
ada selalu bisa diakses dengan gadget. Sehingga tak heran jika anak-anak masa
kini pun mulai kenal dengan gadget ini. Semakin cepat informasi yang didapat harusnya
mampu membuat orang yang menerima informasi semakin cermat. Namun pada
kenyataannya justru berbanding terbalik, karena akhir-akhir ini banyak
bermunculan berita palsu yang sering membuat masyarakat resah. Dimana
didalamnya juga ada hadits, yang dimaknai tidak sesuai kandungannya.
Beruntungnya belum lama ini muncul sebuah aplikasi dimana dalam pembuatannya
bertujuan untuk setidaknya memerangi berita palsu yang membuat resah, gundah,
warganet khususnya. Aplikasi ini bernama Opinium salah satu penggagasnya adalah
mas Sabrang, putra dari Budayawan Emha Ainun Nadjib. Aplikasi ini mudah
digunakan untuk semua kalangan, karena didalamnya kita diajak diskusi bersama
mengungkap kebenaran suatu berita.
Lantas
sejauh manakah kita selama ini, sudahkah bersiapme”noto-IT”kan diri, guna berbenah untuk kehidupan yang maslahah.
Setelah terjatuh, dengan keluh yang kadang berkeluh-riuh.
Sosial Media