Reportase Majelis Masyarakat Maiyah Waro' Kaprawiran
Edisi November 2019

Sabtu Malam, Tgl 23 November 2019 di halaman studio KIU kita melingkar kembali untuk sinau bareng dengan tema “Pahlawan Virtual“  setelah sebulan lalu kita “jlajah milangkori” di Kedai Kopikan Joresan Mlarak Ponorogo. Pada rutinan malam itu hiasan di backdrop terlihat berbeda, Mas Nurhadi salah satu jamaah yang datang malam itu baru saja membeli wayang punokawan, kemudian beliau memasangnya di depan backdrop supaya semakin indah juga sebagai bahan kitas sinau malam itu. Selain itu, pada rutinan bulan November ini ini, Waro’ Kaprawiran kedatangan dulur kita yang telah lama tinggal di Bali dan di sana mengikuti Majelis Masyarakat Maiyah Masuisani Bali. Setelah sesi perkenalan semua yang hadir malam itu, kita jad tahu beliau pulang dan menetap kembali di Ponorogo sejak 2 bulan yang lalu.
Acara malam itu di buka dengan pembacaan Wirid Maiyah dan Sholawatan yang dipimpin oleh Mas Kholid. Berbekal Keikhlasan, Hati yang Tulus dan Khusyuk dalam pembacan Wirid Maiyah dan Sholawatan, Semoga semua yang dihajatkan pada malam itu diijabah oleh Allah SWT. Amin
Masuk sesi Sinau Bareng, malam itu Mas Topa didapuk sebagai moderator untuk membuka dan memulai acara sinau dengan tema Pahlawan Virtual. Setelah “Mbeber Kloso” Mas Topa mempersilahkan Mas Khoiron untuk memaparkan mukadimah sebagai pemantik untuk nantinya di respons oleh para Jamaah. Mas Kholid yang pertama menanggapi, beliau bertanya kepada jamaah “Apa yang terlintas di pikiran teman-teman jika mendengar Pahlawan Virtual?” kalimat itu berasal dari Pahlawan dan Virtual, untuk Pahlawan ada yang mengatakan berasal dari Pahala-wan, sedangkan Virtual bisa di artikan tidak nyata atau maya.
Selanjutnya Mas Koko ikut merespon dengan menganalogikan Pahlawan Virtual itu seperti yang ada dalam Game atau Film, mereka itu hanya Pahlawan setingan, tidak nyata dan hanya menjadi pahlawan imaginasi kita. Kemudian Mas Koko mengajak kita untuk menjadi Pahlawan yang Nyata, meskipun tidak seperti Pahlawan yang ada di Game atau Film yang memiliki kekuatan besar dan bisa membantu banyak orang, minimal kita menjadi Pahlawan bagi diri kita sendiri dulu atau di Lingkungan terkecil kita.  Kita bisa memulai dengan memunguti sampah di sekitar kita, tidak ikut merusak kalau belum bisa memperbaiki dan sebagainya, contoh-contoh itu adalah kebaikan kecil yang bisa kita lakukan, meskipun kita tidak akan diakui bahkan tidak diketahui orang lain tapi kita akan melakukan berbuat itu, itulah menurut beliau makna dari pahlawan virtual. Selanjutnya, Mas Andik yang sejak dari awal hadir dan menyimak sinau tentang Pahlawan Virtual menambahkan pemahamannya, beliau mengajak kita untuk bijak dalam mengeluarkan pendapat, entah di dunia nyata atau maya, terlebih di dunia maya yang jangkauannya luas dan bisa menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada orang lain yang hanya bisa membacanya, maka dari itulah kita harus pandai ngegas dan ngerem supaya outputnya adalah kebaikan bersama.
Di tengah-tengah sinau bareng berlangsung, datang jamaah yang rumahnya lumayan jauh dari tempat acara, yaitu dari Desa Bedingin Sambit, setelah dipersilahkan duduk kedua jamaah yang baru datang diminta memperkenalkan diri, Pak Ruskan dan Pak Daim katau beliau berdua saat memperkenalkan diri, mereka berdua adalah anggota kepanitian yang pada bulan Agustus kemarin mengadakan sinau bareng bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng, semoga Istiqomah. Amin.
Untuk menyegarkan hati dan untuk semakin mengkhusyukkan di tengah sinau, bersama-sama kita bersholawat nariyah. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad. Shollu’alaih. Melanjutkan Sinau Bareng, Mas Anwar merespon tema malam ini dengan mengaitkannya dengan apa yang terjadi di media sosial, dimana setiap orang di dalamnya berlomba untuk menyebar informasi dan kebenaran menurut mereka sendiri walaupun belum tentu kebenarannya. Maka dari itu kita harus berhati-hati dan tidak tergesa gesa dalam memposting apapun karena medsos baik atau buruk tinggal bagaimana caranya kita menggunakan.
Alhamdulillah sinau tentang Pahlawan Virtual malam ini memunculkan banyak pemaknaan  dan pemahaman, semoga apa yang dimaknai dan dipahami dapat kita “Nyata” kan di kehidupan sehari-hari. Tanpa terasa waktu sudah menjelang dini hari,  rutinan sinau di Majelis Masyarakat Waro’ Kaprawiran bulan ini kita Puncaki dengan melantunkan bersama Hasbunallah, kemudian ditutup dengan Doa yang dipimpin oleh Pak Daim. Kita simpan dulu kemesraan dan kerinduan ini, Insya Allah Jumpa kembali di Rutinan bulan depan. “Idz dakholna Jannatal ma’iyyata qulna masyaAllah la quwwata illa billah”. Salam (Ridho C Imrona)