Tanpa
terasa kita sudah memasuki bulan November, bulan dimana banyak menuai arti bagi
Bangsa Indonesia, karena pada bulan november tepatnya tanggal 10 kita semua
memperingati hari Pahlawan, hari
untuk mengenang perjuangan arek-arek Surabaya dalam
mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia melawan tentara NICA yang
diboncengi oleh Belanda. Perjuangan yang telah dilakukan arek-arek Surabaya dan
Rakyat Indonesia tersebut sudah sepatutnya dimaknai secara positif oleh
generasi muda saat ini.
Berbicara
mengenai “Pahlawan” menurut KBBI ; mempunyai
arti “orang
yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran” atau “Pejuang yang gagah berani”. Gelar Pahlawan biasanya
kita sematkan kepada orang-orang
yang berjasa dalam mempertahankan kebenaran suatu nilai.
Akhir-akhir
ini kita disuguhkan banyak berbagai konflik terkhusus di dunia maya. Sering
sekali muncul kabar yang kebenarannya masih disamarkan, hal ini memicu konflik
antar kepentingan. Kenyataanya di dunia maya muncul berbagai kelompok atau
perorangan yang beradu kebenaran kepada pihak lainnya tanpa memperdulikan
akibat yang terjadi berupa dis-informasi,
penggiringan opini dan lain sebagainya, sehingga membuat kita saling
bertengkar, mereka selalu mempertahankan dan memperjuangkan kebenaran supaya
mereka disebut Pahlawan oleh kelompoknya. Bagi sekelompok ini apa yang mereka
lakukan seolah-olah nyata, padahal hanya perbuatan yang semu belaka. Merujuk
dari hal ini kita menyebutnya sebagai Pahlawan Virtual. Virtual sendiri
maknanya ialah seolah-olah nyata.
Rupanya
simbah pernah menyampaikan berkaitan dengan kebenaran, perlunya menerapkan piweling para leluhur; empan papan proporsi ketepatan koordinat
dalam peta bebrayan. Tidak ada
manfaatnya kebenaran kalau produknya bukan kemashlahatan. Sia-sia kebaikan,
kalau outputnya bukan keselamatan bersama.
Sebagai
cucu-cicit para pahlawan sudah sepantasnya kita mulai mawasdiri, mulai menggali
diri, mulai mengenali diri sendiri, apakah yang kita perbuat sudah mencerminkan
Perjuangan nilai sehingga tercipta keindahan dan kemashlahatan (?), sudah
pantaskah kita disebut cucu-cicit dari seorang Pahlawan (?), lalu pahlawan yang
bagaimana dan seperti apa yang harusnya ada pada era saat ini (?), apakah
manusia
yang mampu mengusai manusia yang lain (?), atau manusia yang taunya hanya bekerja tanpa peduli
tetangganya (?).
Semakin jauh jarak kita akan kebenaran, semakin kabur pandangan kita dalam melihat pahlawan itu apa dan siapa, maka dari itu mari kita duduk bersama melingkar dan berdiskusi untuk menjernihkan hati, menajamkam pikiran paling tidak mencicil pemahaman tentang Pahlawan, sukur-sukur bisa menjadi doa untuk menjadi pahlawan yang Rahmatan lil Alamin dihari yang akan datang.
Semakin jauh jarak kita akan kebenaran, semakin kabur pandangan kita dalam melihat pahlawan itu apa dan siapa, maka dari itu mari kita duduk bersama melingkar dan berdiskusi untuk menjernihkan hati, menajamkam pikiran paling tidak mencicil pemahaman tentang Pahlawan, sukur-sukur bisa menjadi doa untuk menjadi pahlawan yang Rahmatan lil Alamin dihari yang akan datang.
Sosial Media