Reportase Majelis Masyarakat Maiyah Waro' Kaprawiran
Edisi Oktober 2019

Waro' Kaprawiran dibuka oleh Mas Kholid dengan umul Qur'an. Al-Fatihah. Mas Kholid selanjutnya menjelaskan anjuran Mbah Nun untuk mengamalkan Wirid Akhir Zaman. Malam ini Wirid Akhir Zaman diamalkan dengan kusyu' dan khidmat penuh penghayatan dipimpin oleh Gus Hilmi. Semoga Allah mendengar "Sambatan" kita semua. Amin.

Selanjutnya Mas Koko memulai sesi Sinau malam ini tentang tema Sambatan. Beliau bercerita tentang budaya masyarakat yang sejak dulu sudah ada dan baik sekali untuk dilestarikan sampai sekarang adalah sambatan, Sambatan bisa diartikan Gotong-royong bekerja tanpa pamrih keduniaan. Misalnya Sambatan mendirikan atau membokar rumah, sambatan membangun fasilitas umum dan sebagainya.

Mas Koko mempersilahkan Mas Aris yang menulis Mukadimah Sambatan untuk "mbeber kloso" tema malam ini, Mas Aris menjelaskan, tema Sambatan adalah kelanjutan dari tema rutinan WK bulan lalu tentang Tiyang/Manusia, setelah kita mengetahui Manusia yang manakah kita ini, manusia pasar, istana atau nilai? Pada intinya sebaik-sebaik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia.

Menambah gayeng malam ini, Gamelan Kiai Iket Udheng membawakan tembang Rampak Osing dari KiaiKanjeng "arep golek kok uber-uberan, arep golek opo kok sikut-sikutan, kabeh do mendèm ra mari-mari"

Gus Hilmi yang sejak tadi menyimak, mencoba menjawab pertanyaan Mas Aris tentang bagaimana sikap kita yang kadang menerima respon atau feedback kurang baik dari orang yang sambat dan telah kita tolong. Gus Hilmi menanggapi dengan kita pasrakan saja kepada Allah, yang penting kita sudah berusaha berbuat baik, abaikan saja kalau ada orang yang kurang suka dengan kebaikan yang telah kita lakukan. Sebaik-baik sambat adalah sambat kepada Allah SWT.

Wirid Hasbunallah dilantunkan seluruh Jamaah yang hadir dibersamai Gamelan Kiai Iket Udheng (KIU) "Cukup Allah, Hanya Allah bagi kita, penolong kita"

Mbak Zaky coba membahas tema Sambat malam ini, ketika ada yang sambat dan disambati itu adalah dialektika, efeknya nanti akan menjadi hati yang lapang dan kedua belah pihak, akan ketemu solusi. Selanjutnya Gus Asyik melihat salah satu jalan mempererat silaturahmi adalah karena adanya orang sambat berkeluh kesah, labih baik menjadi orang sabar bahwa manusia tempat salah dan lemah, belajar kelembutan hati dengan sholawat dan belajar ikhlas dengan ngapusi hawa nafsu kita. Kalau kita mampu mendayagunakannya, sambatnya teman bisa sebagai ladang amal ibadah kita. InsyaAllah. Amin

Salah satu Jamaah yang hadir malam itu, Mas Topa menilai sambat itu ada 2 kontek 1. Ngresulo 2. Membantu, sebagai makhluk sosial, tugas kita sebagai manusia adalah menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain, dengan kita menolong orang lain, itu akan menjadi pahala kita di dunia dan akhirat. Berikut Mas Arif dari Majelis Masyarakat Gugur Gunung Ungaran semarang, beliau sedang bekerja di Ponorogo dan Alhamdulillah dapat hadir malam ini menceritakan kisah zaman dahulu tentang nilai yg ditanamkan di diri masing-masing manusia. Ada 8 janma : janma tani, janma ujam dhudukan, janma undhagi, janma baruna, janma mitra, janma prajurit I, janma prajurit II, janma pangniarik/panyarik dan janma kawi. Kegiatan jajah milangkori menanamkan nilai untuk menyebar ke banyak wilayah. Selanjutnya Mas Kholid, melihat sambatan di masyarakat sebagai alat untuk menggali potensi diri, menjadi balance atau keseimbangan orang berbuat baik dan buruk, sekarang banyak berita kriminal, ada yang memberi ada yang mencuri, ada yang membakar ada yang memadamkan yang menjadi pengaruh ke kondisi alam, semua itu bentuk keseimbangan. Selanjutnya kesimpulan pribadi Pak Andi, Sambatan adalah salah satu jalan untuk saling bermanfaat antara satu manusia dengan lainnya (Manusia, Hewan, Tumbuhan, Batu-batuan dan lainnya)

Acara ditutup dengan Do'a dipimpin oleh Gus Hilmi. Sebenarnya masih banyak yang ingin dibahas, tapi kita cukupkan saja sinau tema sambatan malam ini, karena kalau kebanyakan nanti tidak baik, cukup dan sedikit kurang yang menjadikan rindu kita bertemu di Majelis Masyarakat Maiyah Waro' Kaprawiran ini akan terus terjaga. Sampai bertemu rutinan bulan depan InsyaAllah. Amin