Reportase Majelis Masyarakat Maiyah Waro' Kaprawiran "Honeymoon" 28 Juni 2019

Udara dingin nampaknya belum bisa menghalangi majelis masyarakat Maiyah, Waro' Kaprawiran untuk memadati halaman studio KiU malam ini (28/06/2019). Malam ini nampak istimewa karena ada acara Walimatus Safar yang berlangsung tepat sebelum forum Waro' Kaprawiran dimulai. Acara diawali dengan lantunan ayat suci Al-Quran dan dilanjut dengan tembang sholawat Alfa Salam serta Mahallul Qiyam. Acara diteruskan dengan penjabaran tema malam ini yang berjudul “Honeymoon” oleh mas Kholid. Setelah itu tema dikembalikan ke forum untuk dikembangkan dan di elaborasi bersama.
   Bukan anak Maiyah namanya kalau tidak kreatif. Para jamaah pun mulai menyambungkan titik temu antara tema Honeymoon dengan ibadah Haji. Dimulai dengan mbah Koko yang memaparkan bahwa honeymoon alias bulan madu, dimanfaatkan oleh pasangan suami istri, untuk bersama menemukan keindahan seindah-indahnya, yang nanti dijadikan bekal bersama dalam suka duka mengarungi bahtera kehidupan berumahtangga. Selaras dengan itu, ibadah haji, harusnya dimanfaatkan oleh para jemaah haji, untuk menemukan hikmah dan kemesraan dengan Sang Pengasih. Yang mana selepas haji, output yang diharapkan adalah meningkatnya ketakwaan dan kemesraan antara hamba dan pencipta-Nya.

   Berlanjut ke Gus Hilmi, yang merespon bahwa ibadah haji, ternyata memiliki makna yang mengingatkan kembalinya manusia ke “titik nol” nya. Saat ibadah haji lah, manusia harus meninggalkan semua “pakaian” strata sosialnya. Semua hanya diperbolehkan mengenakan kain putih tanpa embel-embel apapun dan melebur dengan berbagai jenis manusia lainya. Bahu membahu dengan spirit persatuan untuk meraih keridhoan Sang Maha Cinta. Hal ini disambung oleh mas Hamid yang menceritakan sejarah Ka'bah dan menyinggung soal bahaya kapitalisasi ibadah haji, yang berdampak pada tereduksi nya nilai dari ibadah haji tersebut. Karena ibadah haji adalah soal keterpanggilan. Ibadah Haji wajib bagi yang mampu. Maka, Insyaa Allah, Sang Rahman akan memampukan mereka yang terpanggil hatinya.
   Tanpa terasa, diskusi telah berjalan hingga pukul 1 dini hari, kehangatan nya membuat para jamaah lupa bahwa suhu udara mencapai 19° Celsius. Mas Adung ikut menambahkan tentang pemaknaan Haji, orang yang melaksanakan ibadah Haji artinya orang itu sedang melakukan identifikasi diri yang dalam sampai mengetahui dari mana asal bayi itu di lahirkan. Menjadi Bayi berarti menjadi Manusia yang pasrah dan memasrahkan semua kepada Allah SWT. Acara dipungkasi closing statement oleh mas Hamid dan ditutup doa bersama yang dipimpin Gus Hilmi. Dalam hati saya berdoa, agar kita semua diberkahi dengan kesempatan menyempurnakan separuh agama dengan honeymoon, dan kesempatan melengkapi puzzle keimanan dengan ibadah haji. Teringat pesan Si Mbah bahwa Ka'bah yang di Makkah hanyalah pintu, untuk membuka jalan menuju Ka'bah sesungguhnya, yaitu di hati kita masing-masing. Wallahu A'lam. (Mohammed Ehsan)