Reportase Majelis Masyarakat Maiyah Waro' Kaprawiran, 22 Maret 2019
Hudan yang dibahas dalam dari tema kali ini diambil dari kata bahasa arab "Huda" yang artinya adalah petunjuk, Sedangkan Nderes berasal dari bahasa jawa yaitu mengulangi, mempelajari, dan mencari sari pati intinya inti. Huda atau al-huda juga merupakan nama lain dari Al-Qur'an. Ada beberapa nama lain dari Al-Qur'an yang kita kenal diantaranya Al-furqon, memiliki arti pembeda antara yang benar dan yang salah, As-syifa, memiliki arti obat, Adz-dzikr, memiliki arti pemberi peringatan, Al-kitab, memiliki arti (sesuatu) yang ditulis, Al-hikmah, memiliki arti kebijaksanaan, Al-bayan, memiliki arti penerang, An-nur, memiliki arti cahaya, Al-kalam, memiliki arti ucapan atau firman, Al-busyra, memiliki arti kabar gembira.
Membaca dan memahami Al-Qur`an kita tidak bisa berhenti pada pencerapan harafiahnya saja. Dalam kehidupan kita dihadapkan pada tiga jenis ayat atau realitas. Ayat kauniyah (hamparan alam semesta), ayat anfusihim (realitas diri manusia—perilaku, sejarah, dan kediriannya), dan ayat qauliyah (kalam/teks Kitab Suci). Pernah dalam suatu diskusi Mbah Nun memberikan konsep untuk memahami tiga jenis ayat tersebut, Bagi Mbah Nun, yang lebih pas adalah alam semesta dan diri manusia berposisi sebagai substansi, dan metode membaca atau memahami keduanya adalah melalui Al-Qur`an.
Al-Qur`an menyajikan wawasan dan perspektif mengenai realitas alam semesta (kejadian, hukum alam, peristiwa yang pernah terjadi pada alam, dll) dan realitas diri manusia itu sendiri (mulai dari penciptaan, sejarah, perilaku, kecenderungan, dll). Jadi, pola jalinan yang dilontarkan antara ketiga jenis ayat tersebut adalah: dua sebagai substansi, satu sebagai metode.
Sosial Media