Waktu sudah
menunjukkan pukul 8 malam tapi tempat acara belum terlihat siap, terpal belum
digelar, background belum terpampang, alat musik Gamelan Kiai Iket Udheng (KIU)
dan sound system belum terpasang. Para penggiat sebenarnya sudah berada di
lokasi acara sejak habis Maghrib, tapi karena mobil pick up yang membawa Alat
Musik Gamelan Kiai Iket Udheng, sound system dan peralatan lain habis maghrib
masih digunakan untuk mengangkut gabah hasil paneh oleh pemiliknya, maka
datangnya menjadi telat. Semua itu sama sekali tidak menjadi masalah karena
acaranya Alhamdulillah masih bisa berlangsung. Dalam Maiyah itu semua menjadi
cair, begitu juga dalam penyelenggaraan sinau bareng dalam setiap simpulnya, mungin
ini jadi salah satu ciri khas Waro’ Kaprawiran sub simpul Ponorogo.
Sambil menunggu
Pick up datang para penggiat ngopi-ngopi dulu di Gins Coffee karena lokasi
acaranya nanti tepat berada di halaman café tersebut, , terima kasih Gins
Coffee untuk kopi dan gorengan yang disuguhkan untuk Jamaah, semoga berkah.
Amin. Oh iya, Terima Kasih juga untuk warung Bu Nur yang berada di sebelah Gins
Coffee, yang telah menshodaqohkan listriknya untuk kelancaran acara, semoga
barokah juga. Amin. Begitulah indahnya kebersamaan, belum berlangsung acara
saja, sudah terasa guyub rukunnya di Negeri Maiyah.
Pada saat ngopi,
ada seseorang yang menghampiri penggiat, kemudian berkenalan namanya Farid,
malam itu dia pertama kali datang di acara Waro’ Kaprawiran, jamaah tersebut
aslinya dari madiun yang sekarang kuliah di Bandung. Lebiha lanjut dia
menceritakan sudah biasa ikut maiyahan di simpul Jamparing Asih Bandung, karena
sekarang liburan semester dan berada di Madiun, dia mencari simpul terdekat
rumahnya lewat sosial media, ketemulah Waro’ Kaprawiran yang kebetulan tadi
malam adalah acara rutinan, maka dia lansung tancap gas naik motor dari Madiun
ke Ponorogo sendirian. Kalau bukan karena cinta dan rindu duduk melingkar,
guyub rukun bareng dulur-dulur maiyah, tidak mungkin Mas Farid mau datang
lumayan jauh dan paling awal dibanding jamaah yang lain.Mungkin hanya di acara
Waro’ Kaprawiran Asghor Ponorogo Jamaah datang lebih dulu dibandingkan beberapa
penggiatnya, tempat belum siap tapi beberapa jamaah sudah ada di lokasi seperti
mas Farid yang datang dari Madiun.
Setelah Pick up
yang membawa alat-alat datang, penggiat mulai angkat-angkat dan menata sound,
background, alas terpal, alat-alat musik dan sebagainya. Melihat para penggiat
mempersiapkan lokasi, para jamaah tidak lantas tinggal diam, mereka langsung
turut serta mengangkat dan menata peralatan, mereka sadar betul di Maiyah itu
latihan menempati “Panggonan Kata Sejati” jadi mereka ikut noto ati, noto IT,
noto panggonan sejati. Di Negeri Maiyah semua sadar betul bahwa mereka adalah
pemimpin dan mereka juga rakyat, jadi antar mereka yang meskipun baru ketemu
bisa langsung guyub rukun gotong royong bekerjasama demi kebaikan dan
kemaslahatan bersama.
Di Negeri maiyah
tidak ada pelajaran toleransi, karena “tepo sliro” sudah mereka lakukan dan
praktekkan sejak dulu kala. Seperti tadi malam, acara di buka dengan kick off
pertandingan sepak bola piala dunia perebutan posisi 3 dan 4 antara Belgia dan
Inggris, maksudnya, pas Acara dibuka oleh Moderator Mas Najih, pelanggan di
Gins Coffee nonton pertandingan sepak bola. Bisa dibilang malam tadi di tempat
ngopi membahas Piala Dunia, sedangkan di tempat Maiyahan Waro’ Kaprawiran
Asghor Ponorogo membahas Piala Akhirat, tidak ada paksaan dalam memilih antara
keduanya, karena dalam diri masih-masing jamaah maiyah sudah memiliki dasar
yang kuat untuk memilihnya.
Seperti tema
tadi malam “noto IT” banyak berita yang tersebar di dunia maya khususnya sosial
media adalah berita hoax, jamaah maiyah selain dibekali dengan pemahaman ilmu
maiyah, mas sabrang dan teman-temanya juga membekali dengan aplikasi opinium
(opini premium) dalam opinium para jamaah khususnya dan masyarakat pada umumnya
diajak bahu membahu bersama-sama memberantas berita hoax. Opinium aplikasi
klasifikasi hoax dengan bantuan opini manusia, tentunya untuk menguatkan opini
tersebut harus menyertakan sumber yang sebenarnya. Dengan adanya aplikasi
opinium ini masyarakat jadi mudah mengetahui apakah aplikasi tersebut hoax atau
benar beserta presentasinya, misal nilai sebuah berita itu hoax 75% dan true
25%. Orang yang memiliki keahlian atau kepakaran apapun (keahlian di luar
bidang akademik) bisa bergabung dalam opinium ini, karena berita hoax sekarang
ini tidak hanya dalam bidang keahlian tertentu. Di opinium reputasi tidak hanya
dari gelar akademik, orang yang sering memberikan opini beserta sumbernya yang
valid, akan mendapat reputasi yang bisa digunakan untuk klasifikasi opini.
Intinya ayo sinau bareng dan gotong-royong memberantas berita hoax, tanpa
dukungan masyarakat baik sebagai pengguna ataupun pakar, aplikasi opinium tidak
ada apa-apanya.
Gamelan Kiai
Iket Udheng (KIU) malam ini membawakan tembang dari berbagai Genre, dimulai
dengan Sholawatan, Campur sari, Dangut, Pop, Rock dan Musikalisasi Puisi.
Alhamdulillah saat Waro’ Kaprawiran berlangsung di Ponorogo, Gamelan Kiai Iket
Udheng (KIU) selalu bisa membersamai, tidak jarang juga ikut membersamaai Waro’
Kaprawiran saat diadakan di Madiun, Magetan atau Ngawi. Semoga Gamelan Kiai
Iket Udheng (KIU) terus istiqomah. Amin.
Di saat sesi
tanya jawab atau memberikan tanggapan tentang tema noto IT, ada salah satu
jamaah putri yang malam itu pertama kalinya ikut melingkar di Waro’ Kaprawiran,
namanya Intan asalnya dari jember dan baru sebulan kerja dan tinggal di
Ponorogo. Seperti Mas Farid yang kuliah di Bandung, Mbak Intan mencari
informasi simpul Maiyah terdekat lewat sosial media, karena beliau memang
jamaah maiyah twitteriyah dan yutubiyah. Mbak Intan sebenarnya juga tahu ada
simpul Jembaring Manah Jember, tapi karena sedang kerja dan tinggal di
Ponorogo, maka Waro’ Kaprawiran yang dijadikannya tempat untuk melepas
kerinduannya melingkar di Maiyah.
Pada Intinya
semua aman, nyaman, damai dan tentram hidup di negeri maiyah, semua profesi
ada, bahkan yang tidak mempunyai profesi pun mendapat tempat layak di negeri
maiyah. Semoga penduduk negeri maiyah selalu dijaga istiqomahnya, dijaga
manfaatnya, dijaga rezekinya dan semua selalu dalam segitiga cinta Allah –
Muhammad – Manusia. Amin
Sosial Media