Acara
malam ini dibuka dengan Bismillah dilanjutkan mendo'akan Sedulur-sedulur di
Lombok dan Palu dengan Dzikir, Tahmid, Istighfar dan Sholawat. Semoga selalu
diberi kekuatan dan kita semua selalu dijaga oleh Allah SWT. Amin
Untuk
menambah Khusyuk acara malam ini KIUkustik dan Jamaah melantunkan Istighfar
bersama-sama, dengan melihat kejadian-kejadian yang terjadi akhir-akhir ini
sebaiknya kita memperbanyak membaca Istighfar, semoga dengan banyak membaca
Istighfar, Dosa-dosa kita dan Sedulur kita diampuni oleh Allah SWT. Amin
Selanjutnya
para Narasumber dipersilahkan menempati tempatnya untuk membersamai Sinau
Bareng tentang 3D atau Tiga Dimensi Agama (Islam, Iman dan Ihsan) malam ini. Mas
Koko mulai membahas tema malam ini dengan bertanya apakah yang terjadi adi
Lombok dan Palu itu Musibah atau Azab? Terus apakah kejadian-kejadian yang
terjadi sekarang ini berkaitan dengan Sedekah Alam, menjadikan ada beberapa
oknum yang melarang karena menganggap Sedekah Alam, Bumi atau Laut sebagai
penyebabnya.
Mas
Koko terus menanggapi bahwa setiap apa saja termasuk musibah jika dicari atau
dihikmahi kebaikannya maka akan menjadi anugerah, untuk menganggap Azab bukan
menjadi Hak kita, karena yang berhak menilai dan memberi Azab hanya Allah SWT.
Untuk masalah Sedekah Alam, Bumi atau Laut sebaiknya kita pelajari dulu lah sebelum
melarang-melarangnya. Kalau mau melihat, sebenarnya sedekah-sedekah itu adalah
salah satu bentuk budaya dari rasa syukur dan terima kasih karena mendapat
Hasil Alam, Hasil Bumi dan Hasil Laut yang tujuannya tetap kepada Allah SWT.
Menanggapi
Sedekah Alam atau Laut yang dilarang-larang sekarang ini, Mas Adung iku membagi
pengetahuannya tentang Alam, Bumi atau Laut adalah Leluhur kita yang harus kita
jaga keseimbangannya, kalau kita tidak mau menjaga maka alam, bumi atau laut
yang akan melakukan keseimbangannya sendiri, salah satu caranya dengan
kejadian-kejadian yang ada disekarang ini.
Mas
Najih salah satu orang yang konsen di bidang Pariwisata Ponorogo ini ikut
menambahi, mengenai acara-acara Sedekah Alam, Bumi atau Laut itu kalau dilihat
dari sisi Pariwisata sebagai bentuk kegiatan Budaya untuk menarik Wisatawan, di
Ponorogo sendiri ada Larung Sesaji yang dilakukan setiap 1 Suro di Telaga
Ngebel yang dihadiri ribuan wisatawan baik dalam dan luar kota. Menurutnya
sah-sah saja selama Niat dan dilakukan dengan baik yaitu semua persembahan itu
ditujuakan kepada Allah SWT.
Selanjutnya
Mas Hafid ikut menambahi tanggapan tentang Sedekah Alam dan Laut yang sedang dilarang
sekarang ini, sebenernya kan Niatnya Sedekah Alam dan Laut yang telah dilakukan
itu tujuan utamanya adalah Wujud Rasa Terima Kasih dan Syukur atas melimpahnya
Hasil Alam dan Laut yang diberikan oleh Allah SWT, Ritual atau caranya pun dengan
baik salah satunya dengan memanjatkan Do’a-do’a terlebih dahulu. Jadi kalau
Niatnya Benar dan dilakukan dengan Baik maka jadinya adalah Keindahan.
Pukul
00.30 WIB terlihat yang hadir masih serius menyimak, Semakin malam semakin
gayeng, Sinau Bareng tentang 3D atau Tiga Dimensi Agama yaitu
tentang Al-Islam atau penyerahan diri dan
kepasrahan; Al-Iman atau Kepercayaan; dan Al-Ihsan atau
aktualisasi diri.
Semakin
Pagi semakin gayeng dalam sesi tanya jawab, Tanya jawab disini dengan tujuan
tetep sinau bareng, saling berbagi pengetahuan kebenarannya tanpa membandingkan
dan mempertentangkan kebenarannya masing-masing, karena pedoman di Maiyah
adalah Mencari Apa yang Benar bukan siapa yang Benar.
Mas
Erik salah satu Jamaah yang dari tadi menyimak ikut sharing pengetahuannya
tentang tema malam ini, Mas Erik tertarik tentang Sedekah Alam, Bumi atau laut
dengan bercerita tentang nasihat kakek-neneknya dulu untuk, leluhurnya berpesan
sering-seringlah berterima kasih kepada bumi atau alam, karena banyak hasil alam
atau bumi yang memakmurkan kita.
Sosial Media