Reportase Waro’ Kaprawiran Raya bulan Desember 2018 NanDur tresNo

Rutinan Waro’ Kaprawiran Raya bulan Desember 2018 bertempat di Lapangan Futsal Desa Tulung Kec. Kawedanan, Magetan, sebelum acara dibuka Gamelan Kiai Iket Udheng (KIU) membawakan sebuah tembang untuk menyambut jamaah yang mulai berbondong-bondong menuju lokasi acara. Jamaah yang hadir malam ini tidak hanya dari Jamaah Maiyah sendiri, Alhamdulillah dihadiri juga Bapak Ibu Jamaah Yasinan sekitar lokasi acara dan Komunitas Tari Sufi Magetan. Terima Kasih banyak sebelumnya.

Mas Koko sebagai Moderator malam itu membuka cara dengan membaca Al-Fatihah, selain sebagai surat pembuka, Al-Fatihah adalah ibunya Al-Qur’an, semoga dengan Dahsyatnya fadhilah Al-Fatihah semua hajat baik terkabul dan kita semua diberi keistiqomahan dalam menyemai benih-benih cinta sehingga mendapat Barokahnya. Amin

Setelah dibuka dengan Al-Fatihah Gamelan Kiai Iket Udheng (KIU) mengajak semua jamaah yang hadir untuk Sholawatan, karena salah satu bentuk Cinta atau Tresno kita kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah dengan Sholawatan. Kanjeng Nabi Muhammad SAW tidak membutuhkan Sholawat kita, tapi Kita lah yang butuh ber-Sholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya Rasul yang oleh Allah SWT diberi Hak prerogatif yaitu Syafaat yang kita nantikan nanti di hari Akhir, Bahkan Allah SWT sendiri saking Cinta-Nya ber-Sholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Malam ini Gamelan Kiai Iket Udheng (KIU) dan Jamaah Sholawatan dibersamai dengan Tari Sufi dari Komunitas Tari Sufi Magetan, yang pasti kehadiran Komunitas Tari Sufi Magetan ini karena Cinta, Cinta kepada Allah dan Rosulullah dan semoga kita semua nantinya mendapat syafaatnya kanjeng Nabi Muhammad SAW di hari akhir. Amin

Tema Malam ini Sinau Nandur Tresno, nandur tresno kepada siapa saja, selain dihadiri komunitas tari sufi, malam ini juga dihadiri bapak-bapak dan ibu-ibu Jamaah Yasinan sekitar lokasi acara, Semua yang hadir malam ini lah yang jadi Narasumber malam ini, karena kita bisa dan harus belajar treno/cinta dari siapapun.
Jeda sinau bareng, Sinau Nandur Tresno. Gamelan Kiai Iket Udheng (KIU) membawakan sebuah tembang dari KiaiKanjeng yang berjudul Bangbangwetan yang kembali dibersamai Tari Sufi dari Magetan.

Pak Anang, Salah satu Narasumber malam ini ikut membahas tema nandur tresno malam ini, Pak Anang mengajak yang hadir malam ini terutama bapak dan ibu yasinan untuk terus sinau tresno atau cinta, cinta kepada Allah cinta kepada Rasulullah dan cinta kepada Mahluk, Menurut Pak Anang Cinta yang Paling puncak adalah cinta kepada Allah, jadi kita harus terus sinau cinta sampai kita sampai ke puncak cinta, Kita jangan jangan sampai "selingkuh" dari cinta kepada Allah dengan mencintai selain Allah. Sebelum pak Anang mengakhiri, Mari kita terus Tandur benih-benih cinta, biarkan orang di sekitar kita yang memanen buah cinta tersebut.
Mas Koko mengajak semua yang hadir untuk mencintai apa yang dimiliki, karena itu salah bentuk Syukur dan cinta kita kepada Allah, Karena dengan mencintai dan mensyukuri apa yang kita miliki, insyaAllah kita tidak akan memiliki sifat iri hari. Amin
Selanjutnya Mas Sofyan dari kalangan pemuda ikut Sinau Cinta malam ini, Menurut Mas Sofyan, puncak dari cinta adalah pasrah kepada Allah, Ada mengartikan juga, puncak dari cinta adalah merelakan. Dalam artian kita ridho apa yang terjadi kepada diri kita

Jeda Sinau bareng, Gamelan Kiai Iket Udheng (KIU) membawakan tembang Cangcut taliwondo dari Jodhokemil yang tentunya masih dibersamai Tari Sufi dari Komunitas Tari Sufi Magetan.
Narasumber berikutnya adalah Gus Hilmi, beliau ikut sinau dan menambahi tentang sinau Nandur Tresno Malam ini dengan bercerita hikmah cintanya Allah kepada kanjeng nabi muhammad SAW, Kalau tidak karena cintanya Allah kepada Rosulullah Muhammad, Allah tidak akan menciptakan Alam semesta.

Selanjutnya Kiai Iket Udheng (KIU) dan seluruh Jamaah Membawakan Sholawat Nariyah. Sholawat adalah salah satu bentuk cinta kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, Setelah sholawat Nariyah, Pak Anang sedikit sharing hasil Silatnas Maiyah di Surabaya awal bulan lalu
Sebelum Acara ditutup, Mas Koko mengucapkan terima kasih kepada semuanya atas terlaksananya rutinan Waro' Kaprawiran selama 2018, tentunya banyak kekurangan. Sebelum acara dipungkasi, Gamelan Kiai Iket Udheng dan seluruh Jamaah yang hadir Istighfar bersama-sama.
Selanjutnya Pak Anang memimpin Do'a untuk menutup Waro' Kaprawiran malam ini. Setelah do'a, seluruh jamaah bersalam-salaman. Sampai bertemu lagi rutinan Waro' Kaprwiran tahun depan. Terima Kasih. (GAB)